Dikusi Lepas: Pentingnya Mengenal Diri

suasana diskusi lepas. (foto.doc.ist)


SIARAN, IPMANAPANDODEJOGLO.org--Saya siapa, saya dari mana dan akan kemana setelah ini? menjadi solusi pembincangan malam ini oleh anggota Ipmanapandode Joglo bertempat di halaman asrama Dogiyai. Jumat (27/4/2018).  Diskusi ini tak terduga lahir setelah melakukan persiapan barapen dalam persiapan syukuran Wisuda yang akan diwisudakan besok, Sabtu (28/4/2018) dari salah satu kampus di Jogja terhadap dua anggota aktif  organisasi ini.

Berawal dari sejarah panjang terbentuknya negara, kekuasan militer  yang masih merajalelah, perusahaan asing menguasai Papua dan bagaimana orang tua kami menghadapi perang dunia II yang biasa disebut dalam  bahasa daerah “Nipon Yape” hingga masuk sampai  tatanan kehidupan orang Mee di Mepagao yang sesungguhnya.

Disepakati hadirnya perpecahanan bermula dari masuknya agama, masuknya pemerintah dengan praktek-prateknya yang merusak tatanan hidup orang Mee.

Banyak hal negatif walaupun terdapat sisi positifnya tetapi sedikit  sampai menyebutkan praktek-praktek para pejabat, para misionaris, pendeta-pendeta yang menyuarakan tentang kebenaran di tanah Papua khususnya Mee Pagoo yang lebihnya ke ala barat.

Pembicaraan mengalir tanpa pengara, berjalan lancar, saling menyambung antara satu pembicaraan dengan pembicaraan lainnya secara tertata sehingga mengantarkan pada sebuah kesadaran bahwa yang palig penting adalah mengenal jatih diri sendiri dengan sejarahnya.

Hal ini berkaitan dengan pepata yang berbunyi “Musuh yang paling besar adalah melawan diri sendiri.” Hal ini cocok menggabarkan dengan kesimpulan malam ini. Sejatihnya manusia jika mengenal dirinya sendiri. Mengenal seluk beluknya, mengenal adat istiadat, mengenal cara hidup selayaknya sebagai orang Mee.

Hal ini disepakati setelah pembincangan pancang yang memakan waktu kurang lebih tiga. Dari pembahasan ini, semua praktek-praktek yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tersebut dengan tujuan menghilangkan cara hidup mereka (orang Mee) menghilangkan keyakinan Tuhan dengan cara orang Mee, meruntuhkan tatanan hidup orang Mee yang dikenal dengan kekeluargaan, keakraban utuh yang dibangun oleh orangtua dulu yang diwariskan secara turun-temurun.

Dimasa kita krisis akan semua ini, semua yang dicetuskan oleh nenek moyang kepada kita yang kian menghilang. Maka peserta diskusi lepas kurang lebih 12 mahasiswa yang tergabung dalam Ipmanaoandode Joglo sepakat sejatihnya kita jika kita mengenal siapa saya, dari mana saya asal dan kemana saya akann pergi sebab mereka (penguasa-Red) datang hanya menhancurkan identitas Mee, Meruntuhkan kebersamaan terpupuk lama, membuat perpecahan dan menciptakan koflik antar sesama (orang Mee di Mepagoo). Untuk itu perlu sadar bahwa kita adala satu sebagai orang Papua,  orang Mee yang saat ini sebagai korban para elit-elit penguasa dengan segala program yang dirancang serapi mungkin untuk memusnakan manusia Mee dan Manusia Papua.


Share on Google Plus

About Ipmanapandode Joglo

IPMANAPANDODE JOG-LO adalah Organisasi Pelajar dan Mahasiswa Nabire,Paniai,Dogiyai dan Deiyai di Yogyakarta dan Solo.

0 comments:

Post a Comment