Ipmanapandode Joglo Melangsungkan Diskusi Bersama Pak Ben Senang Galus

Saat cerita bebas, seusai diskusi bersama Pak Galus di Asrama Deiyai Jogja, Kamis, (16/05/2019).
(Pubdekdok/Konaiyo Potret)


Yogyakarta, Ipamanapandode-joglo.org--- Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai, Deiyai Yogyakarta dan Solo melangsungkan diskusi mengenai Revolusi Industri 4.0 bersama Pak Ben Senang Galus. Bertempat di Asrama Woogada-Wookebada Deiyai, Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 07 Yogyakarta. Kamis, (16/05/2019).

Diskusi  ini diselenggarakan oleh Biro Pendidikan, Yulianus Degei dan rekan-rekannya dan difasilitasi oleh teman-teman Ipmadei Joglo. Lantas, dipandu oleh Frengky Edowai sebagai Moderator, Kristoforus Agapa sebagai Notulen dan Pemateri, Pak Ben Senang Galus, Dosen UGM Yogyakarta dan Dosen STIKES Yogyakarta. Dan anggota ipmanapandode joglo yang dihadirinya kurang lebih 20-an orang.

Pemateri, Pak Ben Galus ini dalam diskusinya menjelaskan teknologi semakin meningkat dengan perubahannya zaman tapi jangan tinggalkan kebiasaan-kebiasaan yang telah menjadi tradisi.

“Boleh kita ikuti hingga menggunakannya dengan peningkatannya teknologi itu tapi harus berdasarkan budaya atua tradisi yang ada di setempat,” jelasannya

Pada sesi berbagi atau bertanya Alsael Bobii menanyakan, “pendidikan di indonesia ini sudah berkembang maju dan banyak ahli-ahli tapi, mengapa selalu dikontrak ahli-ahli dari luar negara ketika mengerjakan pekerjaa-pekerjaan berat seperti, jalan tol, jembatan-jembatan besar dan lain,” Tanya Bobii

Dan Pemateri menjelaskan, “Ini bukan karena kekurangan apa-apa tapi karena pangkalan teknologinya diluar di negara-negara maju. Selain itu bisa hanya kurang perhatikan pada tenaga-tenaga atau ahli-ahli yang ada dalam negara,” jelasnya

Yubal Nawipa dalam kesempatan yang sama juga meminta solusi atau jalan terbaiknya mengenai Tes Online dan Manual di Papua yang selalu menjadi persoalan antara masyarakat dan pemerintah. Dan Pak Ben Galus memberikan pencerahan, “Boleh tes berbasis online tapi hasil tesnya harus diperiksa oleh pemerintah bersangkutan,” jelasnya Pak Galus

Kemudian, Emanuel Kegiye juga meminta saran dan solusi mengenai, “bagaimana caranya bersaing  perkembangan-perkembangan yang revolusi industri yang terus meningkat,” Tanya Kegiye

Pak Galus menerangkan, “brang-barang teknologi ini paling bahaya yang bisa dapat mempengaruhi budi dan daya kita. Untuk menggunakannya tidak dilarang tapi harus pintar menggunakan, artinya bedakan, mana yang dapat mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan kita dan mana yang mendukung tradisi-tradisi kita. Salah satu cara yang harus diterapkan biar budaya atau tradisi-tradisinya tidak lenyap ditengah perkembangan-perkembangannya, Pemda setempat harus tetapkan perda tentang pendidikan berbasis budaya,” terangnya Pak Galus

Lantas, pada waktu-waktu terakhir Pak Galus juga menambahkan, “Bisa saja kita mengikuti  dengan revolusi-revolusi industri tapi harus berbasiskan kebudayaan dan atau kebiasaan-kebiasaan kita lainya. Karena hidup kita akan telanjang kalau kebudayaan kita hilang. Ibaratnya pohon tanpa akar, hidupnya,” pungkas Pak Galus

Pantuan langsung media ini, diskusi ini mulainya dibuka dengan doa yang dipimpin oleh Siska Bobii dan selanjutnya dilaksanakan diskusinya dengan suasana yang tenang dan lancar sambil mengonsumsi Teh, Roti dan Biskuit. Kemudian hasil diskusinya disimpulkan oleh notulen dan diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Amos Pekei.


Reporter: Yesaya Boma
Pubdekdok (KoM)
Share on Google Plus

About Ipmanapandode Joglo

IPMANAPANDODE JOG-LO adalah Organisasi Pelajar dan Mahasiswa Nabire,Paniai,Dogiyai dan Deiyai di Yogyakarta dan Solo.

0 comments:

Post a Comment