Ipmanapandode Joglo Gelar Diskusi terkait Sejarah Perkembangan Pendidikan dan Pentingnya Pendidikan

Ketika diskusi berlangsung terkait sejarah perkembangan pendidikan dan pentingnya pendidikan. Bertempat di Asrama Yamewa I Paniai Yogyakarta Jl. Santan, Komplex TNI AU Yogyakarta. Pada hari kamis, (02/05/2019) malam.

Yogyakarta, Ipamanapandode-joglo.org--Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai di Yogyakarta-Solo menggelar diskusi dengan tema “Sejarah Perkembangan Pendidikan dan Pentingnya Pendidikan” pada hari kamis, (2/5/2019), Pukul 19:28-10:12 WIB
 Bertempat di Asrama Paniai. Jl. Santan, Kompleks TNI AU, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.


Diskusi ini diselenggarakan oleh biro pendidikan dan dipandu oleh Abbi Douw sebagai pemateri, Yubal Nawipa sebagai Moderatur dan Yosias Tebai sebagai Notulen. Peserta yang hadir dalam diskusi ini sebanyak 26 orang dan partisipan dari luar.

Kegiatan ini diawali dengan doa yang dipimpin oleh Semeon Dumupa dan selanjutnya sebagai moderator Yubal Nawipa menyampaikan salam dan terima kasih kepada seluruh peserta diskusi yang hadir.
Kemudian Yubal menjelaskan bahwa,  semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak karena pendidikan membangun karakter setiap manusia.

“Pendidikan adalah suatu aspek tertentu yang bisa membangun karakter manusia serta yang lainnya, maka itu semua orang wajib mendapatkan pendidikan yang layak,” katanya sebelum memberikan waktu sepenuhnya kepada pemateri.

Kemudian Abbi Douw sebagai pemateri ini memulai materinya dengan memutar video yang berjudul Resep Pendidikan Papua (RPP) dengan durasi waktu 30 menit. Dalam video ini menjelaskan bahwa, bagaimana Ibu Santi mengajar siswa-siswinya di Sekolah Dasar Inpres Saminage, Kabupaten Yahukimo.


Setelah video selesai, Abbi sebagai pemateri ini mengatakan bahwa, mempelajari suatu ilmu pengetahuan itu zaman dulu dengan sekarang itu terpisah dan pendidikan itu alat yang memajukan suatu bangsa.

“Pendidikan adalah alat yang dapat memajukan suatu bangsa. Pendidikan juga bisa menjadi penyelamat dan bisa juga menjadi pelenyap, dan pendidikan dulu dan sekarang itu tidak terpisah, hanya saja pendidikan sekarang dikhususkan sesuai keahliannya. Sedangkan pendidikan dulu sesuai aktivitasnya,” ujarnya

Lanjut Abbi, menurutnya, "pendidikan tidak jauh dari aktivitas seseorang, semua yang seseorang perbuat itu akan menjadi pengalaman dan pengetahuan bagi dirinya sendiri," tuturnya


Kemudian Abbi menjelaskan sedikit terkait berdirinya pendidikan di Dunia.

“Pendidikan berdidiri ketika seorang Yunani ingin memjukan ekonominya dengan nama Akademik. Kemudian seluruh aktivitas (apa yang dialami) orang-orang Yunani dan sifat-sifat alam sekitarnya itu ditulis dan dijadikan sebagai ilmu pengetahuan bagi generasi selanjutnya,” tutupnya.

Selanjutnya, ketika diberi waktu kepada peserta diskusi untuk menyampaikan tanggapan, Yuliten Yobe yang adalah mahasiswa senior mengatakan bahwa, pendidikan itu sudah ada di Papua sebelum Belanda dan Indonesia datang di tanah Papua.


“Kita harus lihat pendidikan Papua bahwa, Pendidikan itu ada sebelum Belanda dan Indonesia menginjak kaki di tanah Papua. Karena, memang ilmu pengetahuan itu selalu berangkat dari aktivitas sehari-hari, contohnya adalah mempelajari sesuatu yang akan menjadi pegangan dalam hidup kita sehari-hari. Felm yang telah kita nonton tadi membuktikan bahwa ilmu pengetahuan itu belajar dari aktivitas kita sehari-hari. Namun pendidikan dan sistem pendidikan Indonesia memaksa kita untuk mempelajari hal-hal yang jauh dari hidup kita akhirnya kita selalu dianggap orang tertinggal,” katanya.

Kemudian, Fransiska Bobii bartanya terkait faktor apa yang mengakibatkan pendidikan di Papua itu tidak begitu maju.

Abbi adalah pematik ini dengan singkat menjawab, “faktor yang mengakibatkan pandidikan Papua tidak maju itu diantaranya; Faktor kebutuhan hidup, faktor kekalah perdagangan, faktor politik, dan faktor sukuisme,” jawabnya


Abbi juga berharap kedepannya banyak guru-guru yang lahir guna memajukan pendidikan di Tanah Papua.
“Saya berharap, dengan diskusi sederhana ini semoga banyak guru yang bisa lahir, guru yang setia, guru yang relah berkorban dan guru yang jujur demi kemajuan tanah Papua,” katanya ketika di temui media ini


Ben S. Galus, Dosen Universitas Widia Mataram Yogyakarta, STIKES Yogyakarta dan UGM Yogyakarta yang hadir pada saat diskusi ini mengatakan Pendidikan harus berbasis budaya.

“Proses pendidikan itu adalah proses pembudayaan maka pendidikan ini  tidak boleh tercerabut dari akar budaya, jadi saya harap pendidikan di Papua akan ada nampak kemajuan kalau pendidikan berbasis budaya,” katanya dalam kesempatannya saat diskusi


Pantauan media ini,  kegiatan diskusi ini dilalui dengan lancar dan diakhiri pada pukul 22:11 dengan doa penutup yang pimpin oleh Ansel Tebai yang juga seorang peserta diskusi. Kemudian selanjutnya dilanjutkan dengan foto bersama.

Baca ini juga: 

https://kabarmapegaa.com/Artikel/Baca/ipmanapandode_joglo_gelar_diskusi_tentang_sejarah_perkembangan_dan_pentingnya_pendidikan.html


Reporter: Yulianus Degei

Pubdekdok (KonM) 
Share on Google Plus

About Ipmanapandode Joglo

IPMANAPANDODE JOG-LO adalah Organisasi Pelajar dan Mahasiswa Nabire,Paniai,Dogiyai dan Deiyai di Yogyakarta dan Solo.

0 comments:

Post a Comment