Harga Maskawin Membubung Langit: Adat atau Pengaruh Perkembangan Luar?

Diskusi lepas, halaman asrama Dogiyai. (foto: Mk.doc.ist)

DISKUSI LEPAS, IPMANAPANDODEJOGLO.org--Maskawin Membubung Langit: Adat atau Pengaruh Perkembangan Luar? Menjadi topik pembicaraan pada siang ini, Jumat (4/5/2018) bertempat halaman asrama Dogiyai oleh anggota Ipmanapandode Joglo
Dalam pembicaraan ini tidak ada moderator ataupun pemantik materi. Diskusi begitu bebas dan menglir selayak sugai.

Banyak persoalan yang dibicarakan dalam topik ini

Sejak jaman nenek moyang, maskawani hanya dilakukan dengan cara memberikan uang adat yang biasa disebut dengan Mege atau Kepe yang lebih jelasnya Mee Mege yang dalam bahasa Indonesia biasa disebut Kulit bia. Masa lalu mereka mengutamakan hubungan kekeluargaan dan bukan uang atau harta kekayaan lainnya.

Dengan terjalingnya perkawinan, mereka meyakini tali kekeluargaan baru dimulai. Hubungan yang sebelumnya tidak kenal bahkan tidak tahu, setelah dengan perkawin membuat hubungan baru yang diyakini sebagai satu keluarga dalam menyelesaikan suatu masalah maupun memupuk arti sebuah keluarga.

Perpecahan itu mulai terjadi setalah mengenal uang. Saat ini lebih mengutamakan uang dengan harga yang membubung tinggi.

Adat suku Mee yang syah dalam perkawinan ini tetap mengangkat kerena tanpa adat yang syah maka keluarga tidak bahagia dalam hidupnya. Jada adat suku Mee ini kita tetap mewujutkan dalam perkawinan khususnya perkawinan suku Mee di Meepagoo.

Menjadi pertanyaan:
Jika maskawin seharga RP. 100.000.000.00 apakah akan ada hubungan kekeluargaan akan terpupuk? Nyatanya tidak. Kehidupan  keluarga makin hancur, KDRT dimana-mana. Hal ini dianggap telah dibayar utuh  dan meninggalkan rasa tidak aman antara keluarga perempuan dan keluarga laki-laki. Padahal diyakini dengan adanya perkawinan, membuat hubungan keluarga baru dan hidup bersama dalam suka dan duka.


Peserta yang terlibat hadir dalam diksusi kali ini adalah: BPH Ipmanapandode Joglo (Manfred, Daud Agapa), Senioritas (Yuliten Yobe, Ferry Tagi) Junior (Elias Kamo, Fransiskus Tibakoto, Kawelardus Dogogo,  Maxi Mada (Semarang).


(MK)
Share on Google Plus

About Ipmanapandode Joglo

IPMANAPANDODE JOG-LO adalah Organisasi Pelajar dan Mahasiswa Nabire,Paniai,Dogiyai dan Deiyai di Yogyakarta dan Solo.

0 comments:

Post a Comment