Ipmanapandode Joglo: Ini Hasil Diskusi Terkait Isu Pemekaran Provinsi Papua Tengah

Foto bareng seusai diskusi mengenai isu Pemekaran Provinsi Papua Tengah. Bertempat di Asrama Deiyai Jogja.

Ipmanapandode.org-- Ikatan Pelajar Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai, Deiyai Yogyakarta-Solo menggelar diskusi dengan pokok pembahasan "Tolak Pemekaran Provinsi Papua Tengah" pada hari kamis, (14/03/19) pukul 19:35-22:00 WIB. Bertempat di Asrama Deiyai Woogada-Wookebada. Jl. Palagan Tentara Pelajar, Km 07 No.22 RT/RW23/29 Tegalwaras, Sariharjo, Sleman, Yogykarta.


Rencana Pemekaran  Provinsi Papua Tengah adalah suatu persetujuan yang disetujui  dalam rapat kerja (RAKER) oleh asosiasi bupati-bupati kabupaten wilayah Meepago yang baru saja terbentuk pada akhir tahun 2018 lalu. Dalam Rapat Kerja tersebut membahas sejumlah program strategis  pembangunan kawasan Meepago, pada pekan lalu di Nabire, Rabu, 06/03/19. Salah satu program  yang menjadi  polemik oleh Mahasiswa Meepago  adalah poin ke 14 (empat belas), berbunyi  “Menyepakati dan menyeruhkan kepada semua pihak untuk mempersiapkan diri menerima pemekaran Provinsi Papua Tengah.

Perdebatan ini terus berkembang  dimana-mana baik di media cetak maupun di media online (daring). 

Dalam diskusi tersebut, Andi Ogetai selaku wakil ketua Badan Pengurus Harian Ipmanapandode Joglo ini mengajak kepada seluruh mahasiswa Meepago untuk terus bersuara tolak terkait perencanaan itu dengan lisan maupun tulisan.

“Senantiasa berdemonstrasi menyuarakan  dan  tetap menulis tentang hal-hal yang berimbas besar terhadap rakyat sipil guna mencegah itu semua agar tersampai  aspirasi kita kepada publik melalui tulisan dan atau lisan”, bebernya

Suatu ikhtisar latar belakang Pemekaran provinsi Papua tengah pernah dilakukan (diajukan) berdampingan dengan pemekaran Provinsi Papua tengah yang dilakukan oleh beberapa elit di Papua. Tetapi Provinsi Papua tengah ini dibatalkan karena tidak disetujui oleh Jakarta karena tidak disertai dengan adanya aspirasi masyarakat. Dan mulai diungkit kembali lagi pada tahun 2019 dalam asosiasi proker enam kabupaten di wilayah Meepago. Hal ini dijelaskan oleh Demianus Nawipa sebagai pembicara.


Dalam diskusi tersebut Demianus Nawipa selaku pembicara menekankan kepada seluruh audiensi untuk perlu melihat beberapa hal dari sisi positif juga dari sisi negatif. Sehingga seluruh mahasiswa mengeluarkan pernyataan statement sebagai awal dari pergerakan penolakan Provinsi Papua Tengah dengan melandasi beberapa pokok pernyataan secara tegas dirangkul dari aspek Negatif:

  • Transmigrasi penduduk dari luar Papua, dan sebagian besar tenaga kerja di berbagai bidang akan dikuasai oleh pendatang atau orang non Papua;
  •  Mengekploitasi Sumber Daya Alam (SDA) dan manusia secara besar-besaran;
  • Dengan adanya pemekaran provinsi baru itu maka meliterisme, kapitalisme, imperialisme pun akan semakin bertambah dan menguat;
  •  Dengan adanya pemekaran,  masyarakat jelata menjadi termarjinal dan terbuai dalam derasnya kepunahan;
  •  Dengan pemekaran, banyak perusahaan ilegal masuk  mengekploistasi sumber daya alam Papua;
  • Dengan adanya pemekaran,  merusak tatanan dan eksistensi orang asli Papua secara khusus Papua tengah;
  • Akan meningkat angka kematian yang drastis akibat pembabatan pohon dengan liar oleh perusahan ilegal;
  • Rusaknya lingkungan hidup dan tempat tinggalnya masyarakat orang asli Papua;
  •  Dan lain-lain.

Positif:
  • Mengurangi pengangguran yang terjadi di wilayah Papua
     


Adapun alasan-alasan yang mendasari penolakan  pemekaran provinsi Papua tengah adalah sebagai berikut:
  • Pemekaran ini sama saja membuka ruang untuk peperangan antar suku, daerah dan antar lain;
  • Dengan adanya pemekaran, pendatang akan semakin bertambah dan penduduk asli akan semakin berkurang;
  • Menggunakan data penduduk sebagai alasan untuk menolak pemekararn;
  • Sebelum mekarkan, mangajukan tuntutan masyarakat  terhadap beberapa elit Meepago tentang program kerja yang belum terselesaikan ketika berstatus daerah kabupaten;
  • Undang-undang kepemilikan wilayah adat telah dihapus dan tidak pakai;
  • Mendukung dan Membangun universitas yang sudah ada;
  • Dengan pemekaran produksi dan pengkonsumsi miras dan sejenisnya akan bertambah banyak;
  • Salah kelolah dan salah peletakan pembangunan akan mendatangkan musibah;
  • Perpecahan besar-besaran akan terjadi di Papua;
  • Dan sebagainya


Kemudian, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai, Deiyai Yogyakarta dan Solo menyuruhkan kepada semua pihak, terutama lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk berkontribusi dan kolaborasi untuk menolak:

  • Membentuk panitia atau tim penolakan dan bekerja sama dengan masyarakat;
  • Kerja sama dengan beberapa intelektual masyarakat yang menolak pemekaran termasuk kedua wilayah adat;
  • Kerja sama dengan mahasiswa dari beberapa kota se-Indonesia  yang menyuarakan peduli penolakan pemekaran provinsi Papua tengah;
  • Memanfaatkan atau bekerja sama dengan beberapa lembaga Provinsi Papua  seperti MRP, DPR, gubernur, DPR RI, LSM dan Tokoh Adat).

Demikian pernyataan ini diusulkan dan Tim Penolak ini dibentuk dengan serius dan ini merupakan awal dari pemboikotan pemekaran Provinsi Papua Tengah.

Tolak Pemekaran Provinsi Papua Tengah.  Foto Ilustrasi

Pada akhir diskusi ketua BPH IPMANAPANDODE JOGLO, Petrus Tebai mengatakan, “diskusi  ini hanya sebatas diskusi yang bersifat  tertutup, artinya,  hanya khusus Mahasiswa Meepago. Dan untuk diskusi terbuka (Mahasiswa Papua Umum) terkait isu tersebut itu akan kita bahas lagi, setelah kami Badan Pengurus Harian mengkordinasi dengan beberapa organisasi lain", ujarnya


Pantauan media ini, diskusi tersebut dilalui dengan suasana aman dan lancar karena nampaknya seluruh peserta diskusi benar-benar menolak pemekaran dan tidak ditemukan seorang pun yang konservatif mempertahankan argumen untuk menerima pemekaran. Hampir seluruh  peserta yang hadir telah setuju mengatakan harus memboikot (menolak) Pemekaran Provinsi Papua Tengah. 

Diskusi ini digelar oleh Biro Pendidikan dan dipandu oleh Demianus Nawipa sebagai Pembicara, Emanuel Mote sebagai Moderator dan Yulianus Degei sebagai Notulen. 


Reporter: Yubal A. Nawipa

Posted: Biro Pubdekdok (Kon. M) 
Share on Google Plus

About Ipmanapandode Joglo

IPMANAPANDODE JOG-LO adalah Organisasi Pelajar dan Mahasiswa Nabire,Paniai,Dogiyai dan Deiyai di Yogyakarta dan Solo.

0 comments:

Post a Comment